Sunday, December 16, 2018

TUGAS I PSDA

NAMA   :  R  I  S  N  O
NPM      :  16 630 021

TUGAS 1 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

NO
KETERANGAN
NAMA WILAYAH
SUMBER
SULTRA
KEPTON
1
LUAS WILAYAH
38140 

https://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tenggara

4408 
https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Buton
2
CURAH HUJAN
2113,3 mm pertahun

https://sultra.bps.go.id/statictable/2018/01/25/304/-jumlah-curah-hujan-menurut-bulan-dari-stasiun-pengamatan-di-provinsi-sulawesi-tenggara-mm-2016.html

2063,8 mm pertahun
https://sultra.bps.go.id/statictable/2018/01/25/304/-jumlah-curah-hujan-menurut-bulan-dari-stasiun-pengamatan-di-provinsi-sulawesi-tenggara-mm-2016.html
3
POTENSI AIR






4
ANAK SUNGAI
18 anak sungai

https://fitriwardhono.wordpress.com/2011/09/27/potret-umum-provinsi-sulawesi-tenggara/



5
SITU






6
DAERAH IRIGASI
121.000 Ha

https://www.covesia.com/archipelago/baca/8960/26-500-hektare-sawah-sultra-belum-miliki-jaringan-irigasi

29.500 Ha
https://www.covesia.com/archipelago/baca/8960/26-500-hektare-sawah-sultra-belum-miliki-jaringan-irigasi
7
LUAS SAWAH
18.000 Ha

https://fitriwardhono.wordpress.com/2011/09/27/potret-umum-provinsi-sulawesi-tenggara/



8
PANJANG PANTAI
1740 km

https://bangwilsultrablog.wordpress.com/2016/05/29/sulawesi-tenggara/

271,99 km
https://bangwilsultrablog.wordpress.com/2016/05/29/sulawesi-tenggara/

TUGAS II PSDA

NAMA  :  R  I  S  N  O
NPM     : 16 630 021

TUGAS 2
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

MASALAH SUMBER DAYA AIR

PENDAHULUAN
Air merupakan faktor terpenting dalam kehidupan di muka bumi ini. Dari air bermula kehidupan di dunia oleh karenanya peradaban tumbuh dan berkembang. Sederhananya, tanpa air peradaban akan surut dan bahkan kehidupan akan musnah karena bumi akan menjadi sebuah bola batu dan pasir raksasa yang luar biasa panas, masif dan mengambang di alam raya menuju kemusnahan. Air menopang kehidupan manusia, termasuk kehidupan dan kesinambungan rantai pangan makhluk di muka bumi. Karena itulah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendeklarasikan bahwa air merupakan hak asasi manusia; artinya setiap manusia di muka bumi ini mempunyai hak dasar yang sama terhadap pemakaian air.
Berkurangnya daerah hijau terkait mengenai penggunaan lahan di daerah perkotaan juga menjadi pemicu rendahnya kualitas air. Penggunaan lahan diartikan sebagai setiap bentuk intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materil maupun spiritual.
Menurunnya kualitas dan kuantitas air akan menimbulkan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan hidup, agar pemanfaatan air dapat optimal tanpa menimbulkan dampak negatif, maka dalam pelaksanaan kegiatan tersebut diperlukan panduan perencanaan pendayagunaan air sebagai acuan dalam perencanaan pendayagunaan air yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan yang meliputi kegiatan penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan air.
PEMBAHASAN
Permasalahan SDA Dari Sisi Pasokan Air
Pengaruh global climate change
Pengaruh global climate change (efek rumah kaca), pemanasan global dan semacamnya menyebabkan semakin sering dan semakin besarnya intensitas “extreme climate events” sebagaimana dua kejadian yang berlawanan yang kita alami akhir-akhir ini yaitu LaNina (fenomena/curah hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung dalam kurun waktu lama di suatu tempat) dan ElNino (fenomena kekeringan yang belangsung dalam kurun waktu lama di sutu daeran).
Kerusakan DAS
Semkin meluasnya degradasi DAS dan sekin tingginya sedimen tasi akibat pembabatan hutan dan praktek pertanian serta perkebunan yang tidak mengikuti aspek konservasi tanah dan air yang didorong oleh tekanan kependudukan dan meningkatnyakegiatan ekonomi dan tata guna tanah serta tata ruang yang tidak kondusif.
Kerusakan sumber air
Menyempitnya sungai-sungai karena tingginya tingkat kandungan lumpur akibat erosi dan sedimentasi yang disebabkan rusaknya DAS maupun akibat sampah yang menyempit akan menyebabkan melimpahnya aliran air sungan di waktu banjir melanda. Adanya situ-situ yang dikonversi menjadi daerah pemukiman menyebabkan semakin menurunnya resapan untuk “recharge” air tanah. Tercemarnya sumber-sumber air seperti sungai, danau, dan waduk oleh limbah indutri, penduduk, maupun pertanian.
Krisis air
Semakin meningkatnya kekurangan air dan konflik antara pemakai tentang penggunaan air yang terjadi terutama pada musim kemarau di daerah-daerah rawan air meskipun siklus hujan relatif sama dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena disatu sisi pasokan air alamiah (curah hujan) relatif sama tapi kualitas air yang secara alamiah mengalir di sungai menurun akibat menurunnya fungsi resapan dari DAS serta pencemaran air sungai akibat perilaku bahwa sungai adalah tempat pembuangan sampah yang paling mudah di jumpai. Disisi lain, kebutuhan air semakin meningkat akibat pertumbuhan ekonomi, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara pasokan air dan kebutuhan akan air.
Pencemaran air tanah
Pada beberapa tempat air tanah telah tercemar oleh intrusi air laut dan limbah domestik dan industri. Hal ini akanmemgahayakan penduduk yang menggunakannya sebagi air minum serta air untuk mandi.
Ancaman hujan asam
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa hujan asam terjadi karena polusi di udara telah mencapai ambang yang membahayakan dan ketika hujan turun maka air yang ada pada DAS, danau, waduk dan sebagainya yang ada pada kawasan terjadinya hujan akan tercemar zat kimia berbahaya yang terkandung dalam hujan asam. Fenomena ini biasanya terjadi di kota-kota besar.

Permasalahan Dari Sisi Penggunaan
Dampak pertambahan penduduk
Peningkatan populasi manusia atau meningkatnya jumlah penduduk pastinya menyebabkan tingkat kepadatan semakin tinnggi. Hal ini dapat mengakibatkan tanah atau lahan sebagai peresapan air semakin berkurang karena digunakan untuk pemukiman dan lahan pertanian.
Setiap tahunnya, hutan dibuka untuk dijadikan lahan pertanian atau pemukiman. Para ahli lingkungan memperkirakan lebih dari 70% hutan di dunia yang alami telah ditebang ataurusak parah. Hal ini tentunya mengakibatkan banyaknya tanaman yang mati dan tidak dapat lagi menyanggah tanah sehingga terjadi longsor serta tidak ada lagi daerah serapan yang mampu menyerap air sehingga terjadilah bencana banjir.
Dampak pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang dimanifestasikan dalam meningkatnya kegiatan industri, jasa dan perkotaan memerlukan dukungan dari berbagai sektor diantaranya penyedia air baku. Kebutuhan akan air baku untuk keperluan industri, jasa, dan perkotaan diperkirakan akan meningkat sebesar 2 sampai dengan 3 kali dari kebutuhan.
Daerah irigasi yang beralih fungsi menjadi daerah pemukiman dan industri
Menurut perkiraan INUDS (Indonesian National Urban Develompment Study) yang dikutip dari bank dunia selam kurun waktu 1980-1985, areal perkotaan di Indonesia secara fisik bertambah luas sebanyak 367.500 Ha atau kira-kira 25.100 Ha per tahun, dimana 60% perkembangan terjadi di Jawa, 20% di Sumatra, dan  20% di Kawasan Timur. Perkiraan ini memberikan kecenderungan bahw wilayah perkotaan di Jawa akan bertambah luas 15.000 Ha pertahun, disamping iti perluasan untuk pembangunan jalan dan industriakan membutuhkan lahan kira-kira 40.000 Ha pertahun. Jauh lebih lagi sampai dengan 2010 di Jwa akan ada 390.000 Ha (13,6%) dari 3,4 juta Ha sawah irigasi yang potensial untuk dikonversi menjadi lahan non-pertanian karena letaknya yang strategis didekat pusat pertumbuhan industri maupun pemukiman.

KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah di jabarkan maka dapat disimpulkan bahwa permasalaha yang terjadi terhadap sumber daya air disebabkan dua faktor yaitu permasalah yang terjadi ditinjau dari sisi pasokan air serta sisi penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.its.ac.id
http://auliaislami.web.unej.ac.id

TUGAS III PSDA

MAKALAH
“ PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR”
TENTANG JUMLAH & MUTU AIR










NAMA   :  R  I  S  N  O
NPM      :  16-630-021



PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2018




KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt, yang mana atas ridho dan hidayahnya sehingga saya  dapat menyelesaikan makalah materi kuliah Etika Profesi yang berjudul “PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR TENTANG JUMLAH DAN MUTU AIR” dengan tepat waktu. Makalah ini berisi uraian tentang mutu dan kualitas air yang ada di Bau-bau
Saya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan dosen yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Diharapkan makalah ini menambah pengetahuan dan pemahaman dikalangan mahasiswa dan pembaca tentang jumlah dan mutu air khususnya yang ada di kota Bau-bau.
Saya menyadari bahwa penulisan dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu dengan tangan terbuka saya  mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.
Demikian makalah ini saya susun, bila ada kata-kata yang salah dalam penyusunan makalah ini,saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.

                                                                  Bau-bau, 8 November 2018
                                                                                                                           

                                                                                 Penulis.






DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ..........................................................
B. RUMUSAN MASALAH......................................................
C. TUJUAN ............................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AIR BERSIH.............................................
B. PERSYARATAN AIR BERSIH..........................................
C. KUALITAS AIR BERSIH YANG ADA DI KOTA BAU-BAU

BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN......................................................................
B. SARAN.................................................................................














BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Air adalah hal yang paling umum yang ditemukan di bumi dan terdapat dalambentuk cair, es, salju, atau uap. Terdapat hampir disemua tempat dalam berbagai bentuk dan menutupi 70 % permukaan bumi. Air sama dengan kehidupan. Tampa air tidak ada kehidupan. Air yang menopang kehidupan memainkan peran sangat penting dalam setiap langkah hidup kita. Tiga perempat tubuh manusia terdiri dari air. Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkunga adalah masalah air bersih.
Masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita. Dimana setiap hari kita membutuhka air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya kita terhindar dari penyakit. Kalau kita tahu saat ini masalah air bersih merupakan barang yang langkah apalagi di kota-kota besar seperti di jakarta, air bersih merupakan barang yang mahal dan sering diperjualbelikan.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan makalah ini yaitu mengetahui kualitas air yang ada di Kota Bau-bau yang di gunakan oleh masyarakat setiap harinya.

C. TUJUAN

Air bersih sangatlah penting bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuannya sehari-hari. Oleh karena itu air yang di konsumsi atau yag di gunakan harus berkualitas bagus sehingga tidak berdampak buruk bagi masyarakat itu sendiri.






BAB II
 PEMBAHASAN

A. Pengertian Air Bersih

Air bersih berdasarkan Peraturan  Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, pada BAB 1 tentag pengembangan sistem penyediaan air minum, Pasal 1 Ayat 1: Air bersih untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya air bersih disebut adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah atau air hujanyang memenuhi baku mutu sebagai air bersih untuk air minum. Air bersi disini kita kategorikan hanya untuk yang layak dikonsumsi, bukan layak digunakan untuk MCK. Karea standar air yang digunakan untuk dikonsumsi jelas lebih tinggi dari pada untuk keperluan selain dikonsumsi. Ada beberapa syarat yang harus diketahui mengenai kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi.
Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya air bersih adalah air yang memenuhi pensyaratan bagi sistem penyediaan air minum, dimana persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis. Sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping.
Pengertian air minum berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, pada BAB 1 tentang pengembangan sistem penyediaan air minum Pasal 1 Ayat 2, Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengosahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Yang membedakan antara kualitas air bersih dan air minum adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis, dan radiologis maksimum yag diperoleh.
B. Syarat-syarat Air Bersih
Syarat penyediaaan air bersih ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih. Persyaratan tersebut adalah persyaratan kualitatif, kuantitatif dan kontinuitas.
a. Persyaratan kualitatif

Syarat kualitatif adalah persyaratan yang menggambarkan kualitan dari air bersih. Persyaratan ini meliputi syarat fisik, kimia, biologs, dan radiologis. Syarat-syarat fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara.

Cara megenali air yang memenuhi persyaratan fisik ini antara lain:
1. Kejernihan kualitas estetika air tergantung pada kejernihan dan karakteristik alirannya.
2. Rasa dalam air yang bersih (fisik) tidak terdapat seperti rasa asin,manis, pahit, dan asam. Begitu pula dengan bau. Air dapat dikatakan bersih secra fisik apabila tidak mengeluarkan bau seperti bau amis, busuk, dan sebainya.

b. Syarat kuantitatif
Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air bersih yang tersedia. Artinya, air bersih tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk yang akan dilayani. Selain itu jumlah air yang dibutuhkan sangat tergantung pada tingkat kemajuan teknologi dan sosial ekonomi masyarakat setempat.
c. Syarat kontinuitas.
Persyaratan kontinuitas dalam penyediaan air bersih sangat erat hubungannya dengan kuantitas air yang sangat tersedia yaitu air besih ang adadialam. Artinya kontinuitas dsini adalah bahwa air bersih tersebut dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan.

C. Kualitas Air Bersih Yang Ada di Kota Bau-bau

Perusahaa Daerah Air Minum ( PDAM) Kota Bau-bau Provinsi Sulawesi Tenggara ( Sultra ) mengakui air bersih yang disalurkan kepada sebagian pelanggan kualitasnya masih kurang memenuhi standar.
Direktur PDAM Kota Bau-bau, Aris Djafar mengungkapkan, penyebab air yang keruh tersebut kaena air yang dididstribusikan kepaada sebagian pelanggan tidak melalui tempat penyaringan.
Pihaknya mengakui posisi Instalasi Pengelolan Air ( IPA ) yang tidak tepat, sebagai tempat penyaringan air, mengakibatkan pelanggan utamanya yang ada diwilayah dataran tinggi seperti di Kelurahan Bukit Wolio Indah, belum dapat menikmati air bersih dengan kualitas baik seperti pelanggan lainnya.
Posisi IPA ini akan berada agak kebawah seharusnya waktu dibangun dulu di tempatkan diatas, sehingga tidak ada lagi penyaluran air yangterlewati sebelum dijernihkan, utamanya pelanggan yang tinggal didataran tinggi
Selain itu jika terjadi hujan beberapa titik sumber air juga mengalami keruh yang berpengaruh terhadap sumber air lainnya, sehingga kualitas air yang di distribusikan kesemua pelanggan juga menurun.
Aris Djafar menambahakan bahwa untuk mengatasi hal itu, pihaknya telah mengusulkan pembangunan IPA baru, yang akan ditempatkan diposisi dataran tinggi sehingga dapat menjangkau pelanggan yang belum meniikmati penyaluran air bersih dengan kualitas yang lebih baik.
Sejauh ini untuk pengerjaan instalasi pengelolaan air sudah rampung kita tinggal menunggu pembangunan IPAnya sja, tambahnya. Karena itu pihaknya berharap pemerintah pusat segera merealisasikan usulan pembangunan IPA tersebut, agar semua pelanggan ddapat memperoleh air dengan kualitas baik.
Sumber-sumber mata air dan kapasitasnya di Kota Bau-bau Taub 2007
No Nama sumber air ( kali ) Kapasitas ( L/detik ) Prediksi kapasitas/hr (L) Lokasi kelurahan/kecamatan
A. Air permukaan
1 Bungi 80-100 69.120.000 Kec. Bungi
2 Kaongkeongkea `100-120 8. 640.000 Gonda baru/Sorawolio
3 Bau-bau 100-120 8. 640.000 Membelah Kota Bau-bau
B. Air tanah
1 Koba 60-80 5.185.000 Gonda baru/sorawolio
2 Pocubu 20-40 1.728.000 Gonda baru/Sorawolio
3 Mata tanah  60-80 5.184.000 Karya baru/ Sorawolio
4 Wamembe 60-80 5.184.000 Kalia-lia/ Bungi
5 Lakatepi 30-45 2.592.000 Baadia / Murhum
6 Sambuana Ladu  30-45 2.592.000 Karya Baru/ Sorawolio
7 Rumbia 10-20 864.000 Gonda Baru/ Sorawolio
8 Wamunante 15-40 1.296.000 Waruruma / Bungi
9 Kolese 02-15 432.000 Kolese / Bungi
10 Katopa-topa 2,5-5 216.000 Bone-bone/ Murhum


Akan tetapi penyaluran air bersih dikota bau-bau masih belum merata. Rumah-rumah yang dipinggir kota masih banyak menggunakan air sumur sebagai sumber air bersih yang mereka gunakan untuk kehidupan sehari.









BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1. Air bersih yang disalurkan kepada masyarakaat di Kota Bau-bau kualitasnya masih belum memenuhi standar. 
2. Masih ada sebagian masyarakat yang menggunaakan air sumur untuk kebutuhannya sehari-harinya.

B. SARAN

Dalam makalah ini masih banyak kekurangan untuk itu saya sangat membutuhkan saran dan kritik dari teman-teman

















DAFTAR PUSTAKA

http//:www.kompasiana.com/nazwa555
id.wikipedia.org/wiki/Kota-Bau-bau
http//:www.bau-bau.go.id/statik

TUGAS IV PSDA

MAKALAH
“ PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR”
TENTANG SUMBER-SUMBER AIR










NAMA   :  R  I  S  N  O
NPM      : 16 630 021



PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2018







KATA PENGANTAR

Puji syukur saya  panjatkan kehadirat allah swt, yang mana atas ridho dan hidayahnya sehingga saya  dapat menyelesaikan makalah materi kuliah “PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR TENTANG SUMBER-SUMBER AIR” dengan tepat waktu. Makalah ini berisi uraian tentang sumber-sumber air yang ada dialam maupun yag ada di atmosfer.
Saya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan dosen yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Diharapkan makalah ini menambah pengetahuan dan pemahaman dikalangan mahasiswa dan pembaca tentang sumber-sumber air.
Saya menyadari bahwa penulisan dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu dengan tangan terbuka saya  mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.
Demikian makalah ini saya susun, bila ada kata-kata yang salah dalam penyusunan makalah ini,saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.

                                                                              Bau-bau, 18 November 2018
                                                                                                                           

                                                                                               Penulis.












DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..............................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................
C. TUJUAN.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AIR................................................................................
B. SIFAT-SIFAT AIR..................................................................................
C. SUMBER-SUMBER AIR.......................................................................
D. MANFAAT AIR BAGI KEHIDUPAN.....................................................
BAB II PENUTUP
A. KESIMPULAN.......................................................................................
B. SARAN..................................................................................................


















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan hidup yang sangat vital bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Dapat dikatakan air merupakan sumber daya yang terbatas. Selama ini kebutuhan manusia akan air sangatlah besar. Jika kita melihat dari segi penggunaan, maka air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia.Mulai dari hal kecil, seperti air minum untuk melepas dahaga hingga kincir air yang dimanfaatkan sebagai penghasil energy listrik.Dari segi keberadaannya pun ada bermacam-macam jenis air.

Di bumi ini hampir 71 persen permukaanya merupakan wilayah perairan. Termasuk negara Indonesia yang merupakan Negara kepulauan. Yang berarti ketersediaan air untuk manusia sangat berlimpah. akan tetapi konsumsi air meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Persediaannya pun sudah sampai pada tahap yang kritis, bukan hanya di Indonesia tetapi masyarakat dunia pun sedang menghadapi persoalan yang sama. Penurunan kualitas dan persediaan air akibat tercemar limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah lain. Disamping disebabkan oleh perubahan musim dar imusim hujan ke musim kemarau dan efek global warming atau pemanasan global, ketidaktahuan sebagian besar manusia akan hakikat keberadaan air, cara pemakaian air yang benar, dan berbagai manfaat air menyebabkan masyarakat sering membuang-buang air dan menggunakannya secara tidak bertanggung jawab. Dari latar belakang diatas, maka kami mengangkat judul makalah ini yaitu “AIR”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian air?
2. Apa saja sifat-sifat air?
3. Apa saja sumber air di alam dan di atmosfer ?
4. Apa manfaat air bagi kehidupan?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Dapat mengetahuipengertian dari air
2. Dapat mengetahui sifat-sifat air
3. Dapat mengetahui sumber air di alam dan di atmosfer
4. Dapat mengetahui manfaat air bagi kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Air
1. Pengertian air menurut Para Ahli :

a. Sitanala Arsyad : Air adalah senyawa gabungan antara dua atom hydrogen dan satu atom oksigen menjadi H2
b. Effendi : Air adalah salah satu sumber energy
c. Robert J. Kodoatie : Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi.
d. Roestam Sjarief : Air merupakan zat yang paling esensial dibutuhkan oleh makhluk hidup.
e. Sayyid Quthb : Air adalah dasar dari suatu kehidupan dan merupakan satu unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan hingga manusia pun sangat  menantikan kedatangannya.
f. Eko Budi Kuncoro : Air merupakan suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri atas 2 atom hidrogen (H) dan 1 atom Oksigen (O). Air mempunyai ikatan Hidrogen yang cenderung bersatu padu untuk menentang kekuatan dari luar yang akan memecahkan ikatan-ikatan ini.
g. Bambang Agus Murtidjo: Air merupakan substansi yang mempunya ikeistimewaan sebagai penghantar panas yang sangat baik, sehingga air di dalam tubuh lebih penting dari makanan
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan di Bumi,.Air menutupi hampir 71% permukaanBumi.Terdapat 1,4triliunkilometerkubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) danpadalapisan-lapisan es (di kutubdanpuncak-puncakgunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, danlautanes. Air dalamobyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputimata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.

B. Sifat-Sifat Air
Air merupakan zat esensial bagi kehidupan. Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh air yaitu:
a. Air
Dengan rumus kimia H2O adalah benda tak berbau, tak berwarna dan tak berasa.

b. Air mengalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan rendah.
Air megalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan rendahmerupakan salah satu sifat dari air sedangkan untuk contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari  yaitu tandon air dibuat lebih tinggi dari pipa air, atap dibuat lebih miring agar dapat menglir dari genting ke bawah, saluran irigasi dibuat lebih miring agar air dapat mengalir dengan lancar.
c. Air memberi tekanan
air memberi tekanan maksudnya air akan memberikan tekanan kesegala arrah apabila ada suatu lubang disetiap wadah aiirnya,contohnya alat penyiraman tanaman, air akan menekan kesegala arah melalui lubang air sedangkan tekanan yang diberikan air bisa beragam tergantun dari letak lubangnya.
d. Kapilaritas
Kapilaritas adalah kemampuan zat cair untuk meresap melalui celah-celah kecil.Contohnya Kain yang dicelupkan sebagian pada bak yang diisi air, kain akan menyerap air karena kain memiliki celah-celah kecil, kertas tisu yang digunakan untuk menyerap keringat dan air. Sedangkan contoh untuk bahan yang tidak dapat diserap air adalah plastik dan Alumunium foil kedua benda itu sangat kedap terhadap air sehingga proses kapilaritas tidak bisa berlaku.
e. Bentuk Permukaan air selalu tenang dan datar
Bentuk permukaan air selalu tenang dan datar contohnya jika kita menuangkan air kedalam ember maka kedudukan air akan datar, begitu pula jika ember di miringkan maka kedudukan air tetap datar. Waterpas adalah contoh dari prinsip bahwa bentuk permukaan air selalu tenang dan datar.
f. Melarutkan Benda tertentu
Zat cair melarutkan benda tertentu contohnya garam, gula, dapat dilarutkan oleh air, sedangkan contoh zat yang tidak bisa larut dalam cair adalah  tanah, pasir dan  minyak.Fakor yang mempengaruhi suatu pelarutan benda adalah suhu air yang tinggi akan lebih cepat melarutkan  dari pada suhu air yang rendah, Kecepatan mengaduk, mengaduk  dengan cepatakan lebih cepat pula benda larut, Anomali air dimana pada suhu 4 derajat C volum air menyusut sampai terkeci l namun bila suhu  diturunkan kebawah  4 derajat C maka volumenya bertambah.
g. Berubah bentuk  sesuai pada tempatnya
Air akan berubah-ubah  bentuk sesuai dengan wadah yang  ditempatinya. Contoh: apabila air ditempatkan pada  botol  maka  bentuknya akan seperti botol.
h. Air mempunyai berat
Air memiliki berat. Contohnya apabila sebuah ember yang kosong di isi air hingga penuh  maka, apabila ember tersebu tdiangkat akan terasa berat.
Contoh: apabila ember diisi air lalu kita angkat, maka ember akan terasa berat.
i. Air dapatberubahwujud
Air memiliki sifat dapat berubah wujud. Contohnya dalam pembuatan es batu, air yang dibungkus kantong plastik lalu di masukan kedalam kullkas atau pendingin maka air tersebut lama kelamaan akan berubah wujud dari cair menjadi padat.
j. Dapat mengalami elektrolisis
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur dasar dengan denagn mengalirkan arus listrik. Proses ini dikenal dengan elektrolisis, yaitu penguraian dua atom hidrogen penerima elektron dan membentuk gas H2 pada katoda, sementara empat ino OH־ bergabung dan membentuk gas O2 (oksigen) pada anoda. Gas-gas ini membentuk buih dan bisa dikumpulkan.

C. Sumber-sumber air
Berdasarkan letak dan asalnya air secara umum dikelompokkan menjadi tiga yakni air permukaaan, air angkasa dan air tanah.
1. Air permukaan
a. Air sungai
Air sugai merupakan air ermukaan dengann tigkat kekotoran yang sangat tinggi. Paling sering digunakan manusia seperti untuk irigasi, transportasi dan untuk pemenuhan kebutuhan lainnya. Karena derajat pengotorannya begitu tinggi sehingga dalam penggunaannya untuk air minum perlu melewati proses pengolahan yang sempurna sehingga dapat dikonsumsi dengan aman.
Pada daerah hulu sungai umumnya memunyai kualitas air yang lebih baik sehingga tidk memerlukan proses rumit dalam pengolahannya untuk menjadi air minum. Masyarakat yang tinggal di daerah hulu sungai lebih memilih menggunakan air sungai dibandingkan denan air tanah karena perbedaan kualitas keduanya tidak begitu mencolok.
b. Laut
Adalah kumpulan air asin yang luas dan beruhbungan dengan samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murnidan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan oragik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air alutditentukan oleh 96,5% air murni. Laut merupakan stok air terbesar di alam.
c. Danau
Danau adalah salah satu bentuk ekosistem yang menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat laut dan daratan.MFungsi danau :
1. Sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan genetik.
2. Tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting.
3. Sumber air yang dapat langsung digunakan.
d. Penghasil energi melalui PLTA.
e. Tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan dsb.

2. Air di atmosfer
a. Air  hujan
Matahari berperann dalam mendorong proses terjadinya penguapann air yang ada dipermukaan bumi naik hingga keatmosfer. Disanalah air akan mengalami kondensasi sehingga berubah wujud menjadi titik air yang akan semakin berat adan akhirnya jatuh kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan. Namun ada juga titik air yang sebelum samai kebumi sudah menguap lagi ini disebut dengan Virga.
Saat terjadi virga maka prooses penjenuhan udara akan berlangsung, semakin lama udara akan mencapai titik jenuh maksimum sehingga terjadi hujan. Air hujan umumnya memiliki tingkat PH yang rendah sehingga cenderung bersifat asam dan tekstur lunak karena tidak mengandung garam dan zat-zat mineral lainnya. 
Proses kondensasi yang terjadi pada daerah pengunungan yang udaranya belum terkena polutan maka akan menghasilkan air hujan dengan PH medekati normal. Namun jika proses kondensasi terjadi pada daerah dengan tingkat polutan tinggi seperti daerah perkotaan dan industri maka PH air hujan nya akan rendah
b. Air salju 
Memiliki karakteristik yang sama dengan air hujan hanya saja karena suhu udara disekitar yang lebih rendah sehingga titik air berubah menjadi es dan jatuh kembali kebuni dengan bentuk kepingan es bertekstur lembut yang sering disebut dengan salju. 
c. Air es
Proses pembentukannya sama dengan air hujan dan salju. Hanya saja udara saat terjadi kondensasi lebih dingin lagi sehingga membentuk es dengan ukuran yang bervariasi. Sebenarnya dapat terbentuk pada suhu yang ebih tinggi asalkan tekanan udara saat itu juga tinggi. Jika tekanan udara sangat rendah, terkadang air belum berubah menjadi es meskipun bersuhu di bawah 0 derajat celcius.
3. Air tanah
Air tanah merupakan air yang terbentuk secara kimiawi didalam tanah karena intrusi air magma pada kedalaman tertentu. Biasa ditemukan didekat daerah gunung berapi.

D. Manfaat air bagi kehidupan
a. Bidang kesehatan

Memperbaiki kemampuan dan daya tahan tubuh
Karena air dapat menaikkan simpanan glycogen, suatu bentuk dari karbohidrat yang tersimpan dalam otot dan digunakan sebagai energi saat Anda bekerja.
Tahan lapar
Dapat memanfaatkan efek rasa kenyang dari minum air untuk mencegah makan berlebihan.
Mengurangi resiko terhadap beberapa macam penyakit.Para peneliti saat ini meyakini bahwa air dapat berperan aktif dalam mengurangi resiko terhadap beberapa penyakit seperti: batu ginjal, kanker saluran kencing, kanker kandung kemih, dan kanker usus besar (colon). Minum cukup air dapat pula menghindari sembelit.
Melawan masuk angin atau pilek antibodi dalam lendir yang melapisi kerongkongan akan melemah apabila dehidrasi (kekurangan air). Air juga dapat berfungsi sebagai ekspektoran yang efektif untuk mengurangi batuk.

Sedangkan Fungsi Air yang utama adalah :
Membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak.Melarutkan dan membawa nutrisi-nutrisi, oksigen dan hormon ke seluruh sel    tubuh yang membutuhkan.Melarutkan dan mengeluarkan sampah-sampah dan racun dari dalam tubuh kita. Katalisator dalam metabolisme tubuh.Pelumas bagi sendi-sendi.Menstabilkan suhu tubuh. Meredam benturan bagi organ vital.
b. Bidang pertanian

Memberi pengairan pada sawah atau ladang.
Penyuplai cairan tumbuhan-tumbuhan.
c. Bidang industri

Digunakan sebagai bahan baku suatu perindustrian.

d. Bidang pariwisata

Pantai, laut, dan danau banyak yang dijadikan obyek wisata
Rumah tangga
Air digunakan untuk MCK.
Digunakan untuk dikonsumsi.
Untuk mencuci baju, piring, dll
Penghasil energi listrik



BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Air merupakan sumber utama yang sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup baik itu hewan, tumbuhan, maupun manusia untuk kelangsungan hidupnya sehari-hari. Oleh karena itu kita harus menjaga kelestarian air sehingga bisa tetap di gunakan oleh generasi mendatang.
B. Saran
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan untuk itu saya sangat membutuhkan saran dan kritik dari teman-teman yang bersifat membangun sehingga makalah ini menjadi lebih sempurna. 

Sunday, December 9, 2018

Infrastruktur keairan

NAMA   : R   I   S   N   O
NPM    : 16 630 021

Infrastruktur keairan

Pengertian InfrastrukturPengertian Infrastruktur tercantum dalam beberapa versi. menurut American Public Works Association(Stone, 1974 Dalam Kodoatie,R.J.,2005), adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi. Jadi infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi.


Secara teknik, infrastruktur memiliki arti dan definisi sendiri yaitu merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting.

Sistem Infrastruktur

Sistem infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur dasar, peralatan, instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000 dalam Kodoatie,R.J.,2005). Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan masyarakat.



Disini, infrastruktur berperan penting sebagai mediator antara sistem ekonomi dan sosial dalam tatanan kehidupan manusia dan lingkungan. Kondisi itu agar harmonisasi kehidupan tetap terjaga dalam arti infrastruktur tidak kekurangan (berdampak pada manusia), tapi juga tidak berlebihan tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungan alam karena akan merusak alam dan pada akhirnya berdampak juga kepada manusia dan makhluk hidup lainnya.


Dalam hal ini, lingkungan alam merupakan pendukung sistem infrastruktur, dan sistem ekonomi didukung oleh sistem infrastruktur, sistem sosial sebagai obyek dan sasaran didukung oleh sistem ekonomi. Analoginya seperti gambar dibawah ini :



Pengelompokan sistem insfrastruktur dapat dibedakan menjadi (Grigg, 2000 dalam Kodoatie,R.J.,2005) :

Grup keairanGrup distribusi dan produksi energiGrup komunikasiGrup transportasi (jalan, rel)Grup bangunanGrup pelayanan transportasi (stasiun, terminal, bandara, pelabuhan, dll)Grup pengelolaan limbahKomponen Infrastruktur

Komponen-komponen di dalam infrastruktur menurut APWA (American Public Works Association) adalah :

Sistem penyediaan air : waduk, penampungan air, transmisi dan distribusi, fasilitas pengolahan air (water treatmentSistem pengelolaan air limbah : pengumpul, pengolahan, pembuangan, daur ulangFasilitas pengelolaan limbah padatFasilitas pengendalian banjir, drainase dan irigasiFasilitas lintas air dan navigasiFasilitas transportasi: jalan, rel, bandar udara (termasuk tanda-tanda lalu lintas dan fasilitas pengontrolSistem transit publikSistem kelistrikan: produksi dan distribusiGedung publik: sekolah, rumah sakitFasilitas perumahan publikTaman kota sebagai daerah resapan, tempat bermain termasuk stadion

Sedangkan menurut P3KT, komponen-komponen infrastruktur antara lain:

Perencanaan kotaPeremajaan kotaPembangunan kota baruDrainaseAir limbahPersampahanPengendalian banjirPerumahanPerbaikan kampungPerbaikan prasarana kawasan pasar

Dilihat dari input - output bagi penduduk, komponen-komponen tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga karakteristik, yaitu:

Komponen yang memberi input kepada penduduk. Jenis infrastruktur yang termasuk dalam kategori ini adalah prasarana air minum dan listrikKomponen yang mengambil output dari penduduk. Jenis infrastruktur yang termasuk dalam kelompok ini adalah prasarana drainase/pengendalian banjir, pembuangan air kotor/sanitasi, dan pembuangan sampah.Komponen yang dapat dipakai untuk memberi input maupun mengambil output. Jenis infrastruktur yang termasuk dalam kelompok ini meliputi: prasarana jalan dan telepon.

Wednesday, December 5, 2018

TUGAS VII

NAMA   : R  I  S  N  O
NPM      : 16 630 021
TUGAS VII



TENTANG BANJIR DAN KEKERINGAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur diberikan kepada Allah SWT yang mana berkat rahmat dan karunianyalah makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini berjudul Pengendalian Banjir Dan Kekeringan. Makalah ini di buat guna melengkapi tugas mata kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air yang dibimbing oleh Veronika Sriwulantari, ST.
Salawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, dengan keinginan besar makalah ini dapat terselesaikan dan dapat menjadi bahan tambahan bagi penilaian dosen pada bidang studi Pengelolaan Sumber Daya Air. Semoga makalah ini menjadi suatu informasi yang berguna yang dapat diambil mamfaatnya oleh semua pihak yang membacanya serta menjadi suatu bahan yang dapat dibahas untuk menjadi kesadaran kita dalam menjaga lingkungan nantinya.
Ucapan terima kasih di sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Dengan sangat menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, apabila ada penulisan kata yang salah saya selaku pembuat makalah ini memohon maaf atas kesalahan yang di buat.





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………………...1
    1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………..1
    1.2 Tujuan………………………………………………………………………………………2
    1.3 Mamfaat…………………………………………………………………………………..2
    1.4 Rumusan Masalah………………………………………………………………………...2
    1.5 Sumber Data dan Pengumpulan Data……………………………………………………...3

II. PEMBAHASAN………………………………………………………………………………4
2.1  Pengendalian Banjir………………………………………………………………………..4
2.2  Sistem Pengelolaan Kekeringan……………………………………………………….....11
III. PENUTUP…………………………………………………………………………………..18
     3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….18
DAFTAR PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah ini kami buat demi mengkaji “Pengendalian Banjir dan Kekeringan” dan guna melengakapi tugas pada bidang studi Pengelolaan Sumber Daya Air khususnya, dan juga sebagai penambahan ilmu dalam pengkajian tentang bagaimana langkah kita dalam menjaga lingkungan. Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat dijadikan pengetahuan bagi orang-orang yang  ingin mengkaji Pengendalian Banjir dan Kekeringan  dan sebagai pengetahuan umum bagi teman-teman yang membacanya. Banjir dan kekeringan sering kita temuai apalagi diadaerah tropis yang hanya terdiri dari dua musim, musim panas dan musim hujan. Kata Banjir memang telah menjadi hal biasa buat masyarakat Indonesia. Tak dapat dipungkiri Hampir setiap tahun Indonesia selalu mendapatkan masalah banjir dan sampai saat ini pun belum ada solusi yang dapat menanggulangi permasalahan ini. Ketidaksadaran akan bahayanya banjir dan penyebab-penyebab terjadinya banjir menjadi penyebab kenapa banjir tersebut setiap tahun melanda Indonesia. Di Negara maju seperti Amerika Serikat telah diluncurkan jalan yang menggunakan photocatalytic cement, sebuah cara paving permukaan terbaru. Jalan ini mengandung partikel nano dari titanium dioksida. Dengan partikel ini, jalan tersebut mampu "memakan" asap dan menghapus gas nitrogen oksida dari udara. Selain itu, lebih dari 60 persen sisa kontruksi bisa didaur ulang. Banjir yang sering terjadi selama ini di Jakarta, Bandung, ataupun daerah, sebagian besar disebabkan karena curah hujan yang cukup tinggi. Namun demikian, ulah manusia juga yang membuang sampah sampah di sungai, menebang pohon sehingga hutan menjadi gundul juga memjadi penyebab terjadinya banjir.


Begitupun sama dengan halnya kekeringan. Di Indonesia lumayan sering terjadi kekeringan apalagi disaat musim kemarau. Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia. Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya. Tanah merupakan faktor yang menentukan pula kemungkinan terjadinya kekeringan. Besar kecilnya kemampuan tanah untuk menyimpan lengas menentukan besar kecilnya kemungkinan terjadinya kekeringan. Perbedaan fisik tanah juga akan menentukan cepat lambatnya atau besar kecilnya kemungkinan tanaman mengalami kekeringan. Air untuk daerah tadah hujan diperoleh dari air hujan. Ciri atau sifat hujan di suatu daerah menentukan kemungkinan terjadi atau tidaknya kekeringan di daerah itu. Perubahan yang tak beraturan dari waktu ke waktu adalah tantangan yang besar dalam memprakirakan kebutuhan air tanaman. Fenomena ini menyebabkan kita semua, khususnya para petani, merasa was-was dan kalang kabut. Karena kekeringan, tanaman padi milik para petani terancam puso atau gagal panen sehingga merugi. Karena kekeringan, air bersih telah menjadi barang yang langka dan mahal sehingga harus ada biaya tambahan untuk membeli air. Karena itu, perlu ada penanganan khusus agar kita semua bisa terbebas dari ancaman kekeringan, khususnya bagi para petani.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari masalah tersebut antara lain :
1.      Sebagai tugas pada mata kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air.
2.      Sebagai ilmu pengetahuan dalam pengendalian banjir dan kekeringan  yang terjadi dilingkungan.

1.3 Mamfaat
Adapun mamfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Dapat mengetahui yang ditimbulkan oleh banjir dan kekeringan.
2.      Mengerti bagaimana cara dalam mengatasi banjir dan kekeringan yang terjadi  dilingkungan.
3.      Ilmu pengetahuan dalam pengendalian banjir dan kekeringan.
4.      Mengetahui respon dan mitigasi dalam masyarakat sekitar.

1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah antara lain sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan banjir dan kekeringan?
2.      Apa saja yang menyebabkan terjadinya banjir dan kekeringan?
3.      Bagaimana tindakan untuk mengatasi banjir dan kekeringan?
4.      Bagaimana cara penanggulangan banjir dan kekeringan?
5.      Bagaimana indeks dan mitigasi oleh masyarakat sekitar dalam mengatasi kekeringan?
1.5  Sumber Data dan Pengumpulan Data
Sumber data yang di gunakan berasal dari pengumpulan data media internet yang dapat memberikan informasi tentang Pencemaran Air sebagai ruang lingkup dalam makalah ini.


BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengendalian Banjir

A. Pengertian Banjir

Air merupakan sumber kehidupan. Seluruh kehidupan di bumi ini bergantung pada keberadaan air, karena air merupakan kebutuhan dasar seluruh mahkluk di bumi. Manusia memerlukan air untuk terus hidup, mulai dari kebutuhan untuk tubuh seperti minum, untuk kebersihan seperti mandi dan mencuci, sampai dalam mata pencaharian masing-masing seperti dalam pertanian atau industri. Disisi lain air yang jumlahnya terlalu banyak karena curah hujan akan menyebabkan terjadinya banjir sehingga banyak merugikan masyarakat dan aktifitas manusia lainnya. Adapun beberapa pengertian banjir sebagai berikut :

1.      Berdasar SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam Suparta 2004, banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.
2.      Buku Geografi kelas XI yang ditulis oleh Nurmala Dewi tahun 2007, banjir adalah peristiwa tergenangnya suatu wilayah oleh air, baik air hujan, air sungai, maupun air pasang.
3.      Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
4.      Banjir  adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai.

Banjir yang terjadi dilingkungan kita tentu saja banyak. Bahkan definisi dari bermacam-macam banjir itu tersebut berbeda. Terdapat berbagai macam banjir yang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:


1.      Banjir air

Banjir yang satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab banjir ini adalah meluapnya air sungai, danau, atau selokan sehingga air akan meluber lalu menggenangi daratan. Umumnya banjir seperti ini disebabkan oleh hujan yang turun terus-menerus sehingga sungai atau danau tidak mampu lagi menampung air.

2.      Banjir “Cileunang”

Jenis banjir yang satu ini hampir sama dengan banjir air. Namun banjir cileunang ini disebakan oleh hujan yang sangat deras dengan debit air yang sangat banyak. Banjir akhirnya terjadi karena air-air hujan yang melimpah ini tidak bisa segera mengalir melalui saluran atau selokan di sekitar rumah warga. Jika banjir air dapat terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka banjir cileunang adalah banjir dadakan (langsung terjadi saat hujan tiba).

3.      Banjir bandang

Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga mengangkut material air berupa lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih berbahaya daripada banjir air karena seseorang tidak akan mampu berenang ditengah-tengah banjir seperti ini untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang mampu menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir ini biasa terjadi di area dekat pegunungan, dimana tanah pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa air ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran besar. Material-material ini tentu dapat merusak pemukiman warga yang berada di wilayah sekitar pegunungan.

4.      Banjir rob (laut pasang)

Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir seperti ini kerap melanda kota Muara Baru di Jakarta. Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air sungan yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan.

5.      Banjir lahar dingin

Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin. Banjir jenis ini biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan mengalir ke daratan yang ada di bawahnya. Lahar dingin ini mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga air sungai akan mudah meluap dan dapat meluber ke pemukiman warga.

6.      Banjir lumpur

Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di daerah Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi lebih disebabkan oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur yang keluar dari dalam bumi bukan merupakan lumpur biasa, tetapi juga mengandung bahan dan gas kimia tertentu yang berbahaya. Sampai saat ini, peristiwa banjir lumpur panas di Sidoarjo belum dapat diatasi dengan baik, malah semakin banyak titik-titik semburan baru di sekitar titik semburan lumpur utama.

B. Penyebab Banjir

Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya. curah hujan tidak dapat diprediksi secara akurat akibat pemanasan global yang menyebabkan iklim menjadi tidak menentu. Adapun beberapa penyebab terjadinya banjir antara lain sebagai berikut :

Ø  Sungai
-        Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas saluran sungai. Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin luar dan hujan panas yang mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga seperti tanah longsor, es, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di sebelah hulu rintangan.

-        Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir besar) atau pelepasan mendadak endapan hulu yang terbentuk di belakang bendungan, tanah longsor, atau gletser.

Sungai-sungai yang membelah Jakarta sudah tidak lagi berfungsi maksimal dalam menampung air. Selain karena pendangkalan dan rumah-rumah penduduk yang menyemut di sepanjang pinggirannya, juga karena sungai-sungai ini penuh dengan sampah. Berbagai jenis sampah dapat ditemukan di badan sungai. Di beberapa tempat, tumpukan sampah itu begitu banyak sehingga menjadi sebuah daratan yang dapat diinjak manusia.

Ø  Muara
Biasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang diakibatkan angin badai. Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam kategori ini.

Ø  Pantai
Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau hurikan). Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam kategori ini.

Ø  Peristiwa Alam
Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau bencana lain seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Ø  Manusia
Kerusakan akibat aktivitas manusia, baik disengaja atau tidak merusak keseimbangan alam

Ø  Lumpur
Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah pertanian. Sedimen kemudian terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau penumpukan dasar sungai. Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai mencapai daerah berpenghuni. Banjir lumpur adalah proses lembah bukit, dan tidak sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan pergerakan massal.

Ø  Lainnya
Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya akibat hujan) dan tidak dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan rendah). Rangkaian badai yang  bergerak ke daerah yang sama. Berang-berang pembangun bendungan dapat membanjiri wilayah perkotaan dan pedesaan rendah, umumnya mengakibatkan kerusakan besar.

Adapun penyebab banjir lainnya yang dapat didefinisikan antara lain sebagai berikut :
# Hujan

Tingginya curah hujan menjadi salah satu faktor penyebab banjir. Hal ini dapat dilihat dari statistik terjadinya bencana alam banjir umumnya terjadi pada setiap musim penghujan. Ketika intensitas hujan meningkat maka akan terjadi pula peningkatan debit air. Apabila suatu daerah tidak memiliki sistem pengairan atau resapan air yang baik, maka potensi terjadinya banjir di tempat tersebut lebih besar.

#  Pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya

Di daerah perkotaan, inilah salah satu kontributor terbesar dalam hal penyumbatan saluran air seperti gorong-gorong atau got membuat aliran air terhambat sehingga tidak dapat mengalir ke tempat lain. Kesadaran masyarakat sekitar untuk tidak membuang sampah ke sungai atau selokan diperlukan untuk mengurangi banjir.

#Kurangnya daerah resapan air

Tata ruang buruk seperti tidak adanya taman kota atau pembangunan pada tanah olahan kosong mengakibatkan hilangnya daerah yang seharusnya menjadi daerah untuk resapan air . Pengaturan tempat pemukiman  sebaiknya berada pada tanah yang memang memiliki resapan air rendah bukan pada tanah terbuka berdaya serap tinggi.

C. Tindakan Untuk Mengatasi Banjir
            Untuk menanggulangi terjadinya banjir, maka dibutuhkan cara penanggulangan sebagai berikut:
        
   1. Pengoptimalan sungai ataupun selokan, sungai ataupun selokan sebaiknya dipelihara dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Sungai ataupun selokan tidak untuk tempat pembuangan sampah. Kebersihan air dan deras arusnya harus di pantau setiap saat sekedar untuk mengamati jika sewaktu-waktu terjadi banjir.
        
   2. Larangan pembuatan rumah penduduk di sepanjang sungai, tanah di pinggiran sungai tidak seharusnya digunakan sebagai areal pemukiman penduduk. Selain menyebabkan banjir, juga tatanan pola masyarakat menjadi tidak teratur.
      
     3. Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi, pohon yang telah ditebang seharusnya ada penggantinya. Menebang  pohon yang telah berkayu kemudian tanam kembali tunas pohon yang baru. Ini bertujuan untuk regenerasi hutan agar tidak gundul.
        
   4. Mempergunakan alat pendeteksi banjir sederhana, untuk memantau tanda-tanda terjadinya banjir, dibutuhkan suatu alat pendeteksi banjir. Alat pendeteksi ini dibuat secara sederhana agar masyarakat mampu untuk membuatnya.

Banyak yang bisa kita lakukan dalam mengatasi masalah banjir yang terjadi didaerah maupun dikota dan dinegara-negara yang pernah terkena banjir. Sebagai berikut adalah langkah-langkah dalam mengatasi banjir :

Ø  Tidak membangun pemukiman di daerah sekitar sungai
            Kepadatan penduduk di kota besar selalu diimbangi dengan rendahnya ketersediaan lahan untuk rumah tinggal. Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat ikut memberikan andil dalam hal ini. Ketika daerah pinggiran sungai dijadikan tempat tinggal maka tentu saja daerah resapan air akan semakin berkurang. Selain itu kala banjir, korban pertama adalah mereka yang tidak di daerah pinggiran sungai. Diperlukan kebijakan pemerintah dalam merelokasikan warga yang sudah bermukim disana sekaligus menekan laju urbanisasi.

Ø  Perbanyak ruang terbuka hijau (RTH)
            RTH di kota besar seharusnya sekitar 30% dari luas kota. Sayangnya di lapangan, ruang terbuka hijau hanya sekitar 10% padahal ini adalah salah satu sarana untuk mengatasi banjir karena ketika hujan turun, air dapat diserap secara maksimal. Di luar itu, RTH berguna untuk mengurangi polusi, menjadi tempat olahraga,  bermain, dan bersantai warga

Ø  Menanam pohon
            Hal ini bisa dilakukan di pekarangan rumah, kantor, sekolah dan tempat umum lainnya. Keberadaan pohom dapat menciptakan kota yang hijau, membantu mengurangi polusi udara, memperbanyak resapan air

Ø  Membuat Lubang Resapan Biopori (LRB)
            Banyak masyarakat kita belum mengerti seperti apa dan gunanya biopori. Hal seperti ini bisa ditangani dengan sosialisasi oleh pemerintah atau lembaga masyarakat setempat. Di Bandung, Walikotanya sengaja membuat program sejuta biopori dengan mengajak warga. Cara ini cukup berhasil karena di tiap RT minimal mempunyai 1 biopori dan banyak dari masyarakat yang kemudian mengerti tentang LRB. Biopori berguna untuk mengurangi jumlah air hujan atau air dari saluran pembuangan di permukaan tanah.  Biopori sendiri merupakan sebuah lubang berdiameter 10 – 30 cm  dengan kedalaman vertikal 80cm -100 cm. Setelah dibuat lubangnya, diisi dengan batu kerikil pada dasarnya lalu ditutupi dengan sampah organik seperti dedaunan.

Ø  Penanganan sampah yang baik
            Merubah kebiasaan masyarakat tentunya bukan hal mudah oleh karena itu diperlukan penanganan tepat sasaran dalam menangani masalah ini oleh pemerintah setempat. Kesadaran pribadi masyarakat perlu ditingkatkan demi kebaikan bersama. Salah satu cara penanganan sampah yang baik adalah selain membuang sampah pada tempatnya yaitu memisahkan antara sampah organik dengan non organik demi mempercepat proses pengolahan sampah
        
   Selain Indonesia, ternyata ada beberapa Negara seperti India dan China yang tergolong rawan banjir dan didatangi banjir rutin tiap tahunnya. Penyebabnya bervariasi tapi banjir selalu mendatangkan kerugian besar. Menurut seorang peneliti di pusat studi bencana alam Universitas Gajah Mada, Indonesia berada di urutan ketiga negara rawan banjir. India berada di posisi pertama disusul oleh China. Bukan hanya masalah di negeri ini, banjirpun menjadi masalah banyak negara. Selain indonesia, India dan China adalah negara yang tergolong rawan banjir. Setiap tahun banjir rutin menyambangi ketiga negara ini. Apabila pengertian banjir ini dipahami oleh masyarakat luas maka potensi terjadinya banjir dapat dikurangi secara signifikan karena manusia memiliki kontribusi yang tidak sedikit akan terjadinya banjir.

D. Pola Pengendalian Banjir

Berikut adalah pola dalam pengendalian banjir antaranya adalah :

1.      Pengendalian banjir dilakukan dengan prinsip pengendalian secara terpadu.
2.  Pengendalian dimulai dari hulu dengan mengoperasikan waduk-waduk untuk pengendalian banjir. Waduk yang mempunyai kemampuan untuk menampung limpasan air (banjir) adalah waduk dengan pola operasi tahunan
3.      Pengaturan tinggi muka air dan debit yang mengalir di sungai akibat pembendungan dilakukan dengan mengatur operasi pintu air di bendungan atau bendungan yang secara berantai.

2.2 Sistem Pengelolaan Kekeringan
            A. Definisi Kekeringan
       
    Letak geografis diantara dua benua, dan dua samudra serta terletak di sekitar garis khatulistiwa merupakan faktor klimatologis penyebab banjir dan kekeringan di Indonesia. Posisi geografis ini menyebabkan Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklim El-Nino Southern Oscillation (ENSO). ENSO menyebabkan terjadinya kekeringan apabila kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino). Berdasarkan analisis iklim 30 tahun terakhir menunjukkan bahwa, ada kecenderungan terbentuknya pola iklim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Dampak terjadinya perubahan iklim terhadap sektor pertanian adalah bergesernya awal musim kemarau yang menyebabkan berubahnya pola tanam karena adanya kekeringan. Beberapa definisi kekeringan antara lain sebagai berikut :

1.      Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia.

2.      Secara umum pengertian kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah dari kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan.

3.      Kekeringan merupakan salah satu bentuk kondisi ekstrim dan kejadian alam yang kejadiannya tidak dapat dihindari serta karakteristiknya masih menyimpan ruang yang luas untuk dipelajari dan dikaji lebih mendalam. Kekeringan seringkali ditanggapi dengan pemahaman yang berbeda-beda.

4.      Kekeringan adalah suatu kejadian akibat faktor Perubahan iklim/cuaca, faktor hidrologis dan faktor agronomis yang mengakibatkan kerugian bagi mahluk hidup.

5.      Secara umum oleh UN-ISDR (2009) sebagai kekurangan curah hujan dalam suatu periode waktu, biasanya berupa sebuah musim atau lebih, yang menyebabkan kekurangan air untuk berbagai kegiatan, kelompok, atau sektor lingkungan.

B. Pendekatan dan Indeks Kekeringan
         
  Indeks kekeringan merupakan suatu perangkat utama untuk mendeteksi, memantau, dan mengevaluasi kejadian kekeringan. Kekeringan memiliki karakter multi-disiplin yang membuat tidak adanya sebuah definisi yang dapat diterima oleh semua pihak di dunia. Demikian pula tidak ada sebuah indeks kekeringan yang berlaku universal (Niemeyer, 2008). Perlunya mengembangkan indeks kekeringan adalah:

a)      Secara ilmiah diperlukan indikator untuk mendeteksi, memantau dan mengevaluasi kejadian kekeringan.
b)      Perkembangan teknologi pengambilan data dan metodologi analisis juga memberikan arah baru pengembangan indeks.
c)      Kebutuhan para pemangku kepentingan untuk pelaksanaan alokasi air di lapangan.
        
   Indeks kekeringan di Turki (Ceylan, 2009) menggunakan kombinasi antara hujan dan tampungan air di waduk. Status kekeringan adalah: (1) Normal jika hujan berada dalam kondisi normal, dan air tampungan di waduk memenuhi untuk 120 hari; (2) Awas, jika hujan dibawah normal, dan air tampungan di waduk antara 90 sampai 120 hari; (3) Waspada, jika hujan dibawah normal dan air di waduk hanya cukup untuk 60 sampai 90 hari; dan (4) Darurat, jika hujan dibawah normal, dan tampungan air di waduk hanya mampu untuk paling banyak 60 hari.
        
   C. Strategi Penanggulangan Kekeringan
       
    Sasaran penanggulangan  kekeringan ditujukan kepada ketersediaan air dan dampak yang ditimbulkan akibat kekeringan. Untuk penanggulangan kekurangan air dilakukan melalui: pembuatan sumur pantek atau sumur bor untuk memperoleh air, penyediaan air minum dengan mobil tangki, penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan, penyediaan pompa air, dan pengaturan pemberian air bagi pertanian secara darurat (seperti gilir giring).
Untuk penanganan dampak, perlu dilakukan secara terpadu oleh sektor terkait. Dampak Sosial penyelesaian konflik antar pengguna air.

a)      Pengalokasian program padat karya di daerah-daerah yang mengalami kekeringan.
Dampak Ekonomi.
b)      Peningkatan cadangan air melalui pembangunan waduk-waduk baru, optimalisasi fungsi embung, situ, penghijauan daerah tangkapan air, penghentian perusakan hutan, dll.
c)      Peningkatan efisiensi penggunaan air melalui gerakan hemat air dan daur ulang pemakaian air.
d)     Mempertahankan produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan kayu/hutan melalui diversifikasi usaha.
e)      Meningkatkan pendapatan petani dan perdagangan hasil pertanian melalui perbaikan sistem pemasaran.
f)       Mengatasi masalah transportasi air dengan menggunakan alternatif moda transportasi lain atau melakukan stok bahan pokok. Dampak Keamanan.
g)      Mengurangi kriminalitas melalui penciptaan lapangan pekerjaan.
h)      Mencegah kebakaran dengan meningkatkan kehati-hatian dalam penggunaan api.
Dampak Lingkungan.
i)        Mengurangi erosi tanah melalui penutupan tanah (land covering).
j)        Mengurangi beban limbah sebelum dibuang ke sumber air.
k)      Meningkatkan daya dukung sumber air dalam menerima beban pencemaran dengan cara pemeliharaan debit sungai.
l)        Membangun waduk-waduk baru untuk menambah cadangan air pada musim kemarau.
m)    Mempertahankan kualitas udara (debu, asap, dan lain-lain) melalui pencegahan pencemaran udara dengan tidak melakukan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kebakaran, yang menimbulkan terjadinya pencemaran udara.
n)      Mencegah atau mengurangi kebakaran hutan dengan pengolahan lahan dengan cara tanpa pembakaran.

Untuk mempertahankan persediaan padi nasional dan menyelamatkan kehidupan para petani, perlu ada upaya penanganan kekeringan ini. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan meliputi:

1.      Pembuatan embung, sebagai penampung air hujan, embung dapat menjadi penyedia air pada saat musim kemarau tiba, terutama di awal musim kemarau. Keberadaan embung dapat menyelamatkan tanaman yang ”terjebak” oleh datangnya musim kemarau. Ketersediaan air dalam embung tergantung dari kapasitas embung itu sendiri. Dengan kata lain, semakin besar kapasitas embung, semakin lama air yang tersedia dan semakin banyak lahan yang bisa diairi.

2.      Memperbaiki saluran dan sarana irigasi, dewasa ini banyak sekali saluran irigasi yang kondisinya sudah rusak, temboknya retak-retak, dan lain-lain. Kondisi seperti ini akan memperbanyak kebocoran air di perjalanan. Sebab, air akan banyak meresap dan terbuang ke dalam tanah sehingga semakin ke hilir debit airnya makin berkurang. Karena itu, perbaikan saluran yang rusak dapat mempertahankan debit air dari hulu hingga ke tempat tujuan, hilir.

3.      Mengatasi waduk dari pendangkalan, salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pemeliharaan waduk adalah terjadinya pendangkalan. Pada tahap selanjutnya, pendangkalan dapat mengurangi kapasitas waduk dalam manampung volume air sehingga pada musim kemarau waduk cepat mengering. Salah satu penyebab pendangkalan adalah adanya sedimentasi butiran tanah yang di bawa oleh aliran sungai dari daerah hulu akibat rusaknya ekosistem hulu.

4.      Melakukan penghijauan dan mengurangi konversi lahan di daerah hulu, berkaitan dengan pendangkalan waduk, penghijauan dapat mengurangi terjadinya sedimentasi. Tanaman yang ditanam pada lahan-lahan kosong dapat menjaga/mengikat butiran tanah saat terjadi hujan. Tanaman yang rapat juga dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap air hujan, mengurangi aliran  permukaan dan penguapan sehingga air tanah akan tersedia lebih lama. Dengan demikian, pasokan air untuk waduk tetap kontinyu dengan fluktuasi debit yang relatif kecil. Sebaliknya, konversi lahan di derah hulu dapat mengurangi kemampuan lahan dalam menyerap air hujan. Akibatnya, pada saat musim hujan, air akan lebih banyak dialirkan melalui permukaan dan pada saat musim kemarau air cepat mengering sehingga pasokan air ke waduk tidak kontinyu.

5.      Memberikan peringatan dini akan terjadinya kekeringan, peringatan dini oleh instansi pemerintah (nasional dan daerah) sangat penting dilakukan. Adanya peringatan dini dapat memberikan pertimbangan dan informasi bagi para petani kapan harus menanam dan kapan tidak boleh menanam, sehingga tanamannya tetap aman dan tidak terjebak oleh musim kemarau.

Memberikan bantuan pompa air, pada beberapa daerah, para petani memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pompa air. Pompa air sangat dibutuhkan pada saat pengadaan air dari irigasi tidak ada atau tidak mencukupi. Pada saat itu, salah satu upaya para petani dalam mengatasi kelangkaan air ini adalah dengan memompa air dari sungai-sungai atau sumber air sekitar. Karena itu, bantuan pengadaan pompa dari pemerintah dapat menjadi salah satu solusi dalam menghadapi kekurangan air. Masalahnya, bahan bakar yang bisa menghidupkan mesin ini harganya telah melangit. Ketujuh, mengintensipkan pembuatan kincir air.
      
    Pada beberapa tempat di Indonesi, pembuatan kincir air pada aliran sungai sudah dilakukan guna mengatasi kekurangan air bagi lahan pertanian. Pembuatan kincir ini hendaknya disosialisasikan oleh pemerintah kepada daerah lain yang memiliki aliran sungai, tapi belum membuatnya. Meski pengadaan bahan bakunya murah dan mudah didapat, pembuatan kincir ini sering mendapat kendala, yakni mengeringnya sungai. Karena itu, penghijauan di daerah hulu merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam mengatasi kekurangan air akibat kekeringan.
       
    D. Respon dan Mitigasi
       
    Tentu saja respon masyarakat sangat diperlukan dalam menanggapi masalah kekeringan. Kerena kekeringanlah sangat merugikan masyarakat serta makhluk hidup lainnya. Istilah mitigasi bencana yang merupakan upaya untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana.

Mitigasi bencana mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko-resiko dampak dari suatu bencana yang dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang. Upaya mitigasi dapat dilakukan dalam bentuk mitigasi struktur dengan memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana, seperti membuat kode bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk menahan serta memperkokoh struktur ataupun membangun struktur bangunan penahan longsor, penahan dinding pantai, dan lain-lain. Selain itu upaya mitigasi juga dapat dilakukan dalam bentuk non struktural, diantaranya seperti menghindari wilayah bencana dengan cara membangun menjauhi lokasi bencana yang dapat diketahui melalui perencanaan tata ruang dan wilayah serta dengan memberdayakan masyarakat dan pemerintah daerah.
         
  Mitigasi bencana yang efektif harus memiliki tiga unsur utama, yaitu penilaian bahaya, peringatan dan persiapan.
    
 1. Penilaian bahaya (hazard assestment); diperlukan untuk mengidentifikasi populasi dan         aset yang terancam, serta tingkat ancaman. Penilaian ini memerlukan pengetahuan            tentang karakteristik sumber bencana, probabilitas kejadian bencana, serta data kejadian        bencana di masa lalu. Tahapan ini menghasilkan Peta Potensi Bencana yang sangat            penting untuk merancang kedua unsur mitigasi lainnya;
   
  2. Peringatan (warning); diperlukan untuk memberi peringatan kepada masyarakat tentang      bencana yang akan mengancam (seperti bahaya tsunami yang diakibatkan oleh gempa         bumi, aliran lahar akibat letusan gunung berapi, dsb). Sistem peringatan didasarkan didasarkan pada data bencana yang terjadi sebagai peringatan dini serta menggunakan berbagai saluran     komunikasi untuk memberikan pesan kepada pihak yang berwenang maupun masyarakat.           Peringatan terhadap bencana yang akan mengancam harus dapat dilakukan secara cepat,       tepat dan dipercaya.
  
    3. Persiapan (preparedness). Kegiatan kategori ini tergantung kepada unsur mitigasi                sebelumnya (penilaian bahaya dan peringatan), yang membutuhkan pengetahuan tentang           daerah yang kemungkinan terkena bencana dan pengetahuan tentang sistem peringatan             untuk mengetahui kapan harus melakukan evakuasi dan kapan saatnya kembali ketika             situasi telah aman. Tingkat kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah dan             pemahamannya sangat penting pada tahtahapan ini untuk dapat menentukan langkah-            langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak akibat bencana. Selain itu jenis         persiapan lainnya adalah perencanaan tata ruang yang menempatkan lokasi fasilitas    
   umum dan fasilitas sosial di luar zona bahaya bencana (mitigasi non struktur), serta             usaha-usaha keteknikan untuk membangun struktur yang aman terhadap bencana dan             melindungi struktur akan bencana (mitigasi struktur).

Hal yang perlu dipersiapkan, diperhatikan dan dilakukan bersama-sama oleh pemerintahan, swasta maupun masyarakat dalam mitigasi bencana, antara lain:

1.      Kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan kebencanaan atau mendukung usaha preventif kebencanaan seperti kebijakan tataguna tanah agar tidak membangun di lokasi yang rawan bencana.
   
  2.   Kelembagaan pemerintah yang menangani kebencanaan, yang kegiatannya mulai dari        identifikasi daerah rawan bencana, penghitungan perkiraan dampak yang ditimbulkan        oleh bencana, perencanaan penanggulangan bencana, hingga penyelenggaraan kegiatan-      kegiatan yang sifatnya preventif kebencanaan;

     3.   Indentifikasi lembaga-lembaga yang muncul dari inisiatif masyarakat yang sifatnya            menangani kebencanaan, agar dapat terwujud koordinasi kerja yang baik;

     4. Pelaksanaan program atau tindakan ril dari pemerintah yang merupakan pelaksanaan dari     kebijakan yang ada, yang bersifat preventif kebencanaan;

      5. Meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang ciri-ciri alam setempat yang    memberikan indikasi akan adanya ancaman bencana.


BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
         
   Letak geografis diantara dua benua, dan dua samudra serta terletak di sekitar garis khatulistiwa merupakan faktor klimatologis penyebab banjir dan kekeringan di Indonesia. Posisi geografis ini menyebabkan Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklim El-Nino Southern Oscillation (ENSO). ENSO menyebabkan terjadinya kekeringan apabila kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino). Berdasarkan analisis iklim 30 tahun terakhir menunjukkan bahwa, ada kecenderungan terbentuknya pola iklim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Dampak terjadinya perubahan iklim terhadap sektor pertanian adalah bergesernya awal musim kemarau yang menyebabkan berubahnya pola tanam karena adanya kekeringan.

Indonesia merupakan negara beriklim tropika humida (humid tropic) yang pada musim hujan mempunyai curah hujan tinggi. Akibatnya di beberapa tempat terjadi banjir yang banyak menimbulkan kerugian baik nyawa maupun harta benda. Kerugian ini akan semakin besar kalau terjadi di kota-kota besar yang padat penduduknya. Untuk mengurangi kerugian tersebut telah banyak usaha penanggulangan banjir yang dilakukan seperti pembuatan tanggul banjir, tampungan banjir sementara, pompanisasai air banjir, sudetan sungai, dll.
         
   Usaha pengendalian banjir tersebut belum memberikan hasil yang memuaskan, karena  kejadian banjir terus meningkat dari waktu ke waktu.  Fenomena ini sudah kita sadari, karena proses kejadian banjir memang sangat komplek, baik itu proses di lahan maupun di jaringan sungainya.  Oleh karena itu penanggulangan banjir tidak dapat dilepaskan dari pengelolaan DAS,  dan sumberdaya air secara keseluruhan. Di sisi lain banjir merupakan salah satu sumberdaya alam yang cukup besar potensinya. Apabila air banjir pada musim hujan dapat ditampung dan disimpan, sehingga dapat menurunkan debit banjir, maka pada saat kekeringan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia dan keperluan lain seperti irigasi, pembangkit tenaga listrik, perikanan dan pariwisata. Dengan demikian, usaha pengendalian banjir yang dilakukan sekaligus dapat mengurangi kerugian akibat kekeringan.
Berikut adalah pola dalam pengendalian banjir antaranya adalah :

1.      Pengendalian banjir dilakukan dengan prinsip pengendalian secara terpadu.
2.      Pengendalian dimulai dari hulu dengan mengoperasikan waduk-waduk untuk pengendalian banjir. Waduk yang mempunyai kemampuan untuk menampung limpasan air (banjir) adalah waduk dengan pola operasi tahunan
3.      Pengaturan tinggi muka air dan debit yang mengalir di sungai akibat pembendungan dilakukan dengan mengatur operasi pintu air di bendungan atau bendungan yang secara berantai.      
            
Kekeringan perlu dikelola dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1) terus meningkatnya luas sawah yang terkena kekeringan sehingga berdampak pada penurunan produksi sampai gagal panen; 2) terjadinya kekeringan pada tahun yang sama saat terjadi anomali iklim maupun kondisi iklim normal; 3) periode ulang anomali iklim cenderung acak sehingga sulit untuk dilakukan adaptasi; 4) kekeringan berulang pada tahun yang sama di lokasi yang sama; 5) dampak anomali iklim bervariasi antara wilayah; 6) kekeringan hanya dapat diturunkan besarannya dan tidak dapat dihilangkan. Dengan pertimbangan tersebut sehingga diperlukan pengelolaan terencana dengan semua pemangku kepentingan.


DAFTAR PUSTAKA

Syahriartato. 2009. “Penanganan Banjir dan Kekeringan”. Artikel Penangan Banjir dan                             Kekeringan , (Online),  (http://syahriartato.wordpress.com, diakses 09 Oktober 2014).
Petabencana. “Penyebab Kekeringan dan Upaya Penanggulangannya”. Potensi dan Analisa ,        (Online), (http://www.mdmc.or.id , diakses 09 Oktober 2014).
Wikipedia. “Kekeringan”. Kekeringan , (Online), (http://id.wikipedia.org , diakses 09 Oktober      2014).
Wahyu. 2013. “Penyebab Kekeringan Di Indonesia”. Ekosistem dan Ekologi , (Online),     (http://ekosistem-ekologi.blogspot.com , diakses 09 Oktober 2014).
Klimat, Ustad. 2009. “Pengertian Kekeringan”. Artikel Pengertian Kekeringan dan Langkah-        langkah dalam Mengatasinya , (Online), (http://ustadzklimat.blogspot.com , diakses 09      Oktober 2014).
Skretariat TKPSDA. 2003. “Pedoman Teknis Kekeringan”. Artikel Pedoman Teknis Keringan      Buku Export Hal 131 , (Online), (http://piba.tdmrc.org , diakses 09 Oktober 2014).
Putra. 2008. “Kekeringan dan Cara Mengatasinya”.  Artikel Kekeringan dan Cara Mengatasinya,             (Online), (http://katabermakna.blogspot.com , diakses 09 Oktober 2014).
Novi, Rizky. 2013. “Pengertian, Penyebab, Dampak dan Cara”.  Artikel Pengertian, Penyebab,     Dampak dan Cara Mengatasi Banjir  ,  (Online), (http://rizkynovi99.blogspot.com , Geografi, Kelompok. 2013. “Cara Mencegah Banjir”.  Artikel Cara Mencegah Banjir , (Online),             (http://kelompokgeografi12.blogspot.com , diakses 16 Oktober 2014).
Aziz, Kamilia. S. 2011. “Pola Pengendalian Banjir pada Bagian Hilir Saluran Primer Wonorejo     Surabaya”.  Jurnal Pola Pengendalian Banjir Vol. 9 No. 2  , (Online),   (http://kamilia.aziz.go.id , diakses 09 Oktober 2014).
Nelsy Mariza Syahyuda di 19.18